Kamis, 08 April 2010

weekend to sabang

Esok Sabtu 10 April 2010, rencananya saya akan menemani ayah saya mengunjungi tempat kelahirannya. Sabang, adalah desa kecil yang terdapat di Sulawesi Tengah khususnya daerah Pantai Barat. Menurut catatan demografi berdasarkan sensus tahun 1961 kecamatan Banawa atau Banawa Selatan ( Loli Watusampu samapi Surumana) pada zaman kerajaan penduduk berjumlah 35256, kepadatan rata-rata 78, luas wilaya 450/km tdd 80%suku Kaili Unde, 10% suku Kaili Doi dan lainnya suku Bugis dan suku pendatang. Kecamatan Sindue atau Banawa Tengah (Pantoloan sampai Sindue)pada zaman kerajaan penduduknya berjumlah 21.747 jiwa, kepadatan 42, luas wilayah 518 /km tdd atas suku Kaili Rai 70%, Kaili Unde 10%, lainnya suku Bugis dan pendatang. Kecamatan Balaesang atau Banawa Utara (Balaesang sampai Damsol yang meliputi Pulau Pasoso, Pulau Tingoan, Pangalasiang dan Mapute sampai perbatasan Toli-toli) pada zaman kerajaan penduduknya 20.715, kepadatan 21, luas wilayah 970/km tdd 25 % suku kaili Rai, 50 % suku diang, lainnya suku Bugis dan pendatang. Kecamatan Damsol atau Banawa Selatan zaman kerajaan penduduknya 34.337, kepadatan 9, luas wilayah 3.962 tdd suku dampelas 75%, selebihnya suku Bugis, Pendatang dan Transmigrasi. Sabang yang akan kami kunjungi besok adalah bagian dari Damsol (Dampelas Sojol).

Rabu, 07 April 2010

Usia 71 tahun

Kemarin tanggal 7 april ayah saya genap berusia 71. Rabu, kami sekeluarga berkumpul mensyukuri nikmat kesehatan yang masih diberikan pada ayah. Diusia yang senja saya berusaha menggali kenangan dan memori beliau tentang segala hal yg masih bisa terekam di ingatan beliau seputar kejadian masa lau yang selalu mengusik benak saya untuk dibuka dan menjadi catatan kecil bagi saya untuk dituliskan kembali.
3 hari sebelumnya saya meminjam beberapa arsip dari tulisan almarhumah ibu saya untuk dicopi ,dibundel dan diedit kembali. Naskah naskah itu isinya sudah pasti tentang sejarah. Dua buah naskah yang isinya menarik untuk dibaca dan diketahui oleh masyarakat sulawei tengah khususnya Donggala. Naskah pertama adalah tentang 'Pelabuhan Donggala' dan yang ke dua adalah naskah tentang 'susunan raja raja yang memerintah di Kerajaan Banawa'. Almarhum ibu saya sesungguhnya bukan ahli sejarah, tapi beliau sangat tertarik dan bersemangat jika berdiskusi tentang masalah sejarah. Ilmu tentang sejarah banyak diperoleh lewat buku buku, tulisan , seminar, dan hubungan pertemanan almarhum dengan orang orang yang concern tentang sejarah. Seingat saya almarhum pernah berdiskusi dengan Prof.DR.Budi Santoso, Prof.Dr. Mattulada, dll.