Sabtu, 02 Februari 2013

mencari rupiah dengan mengisi survey on line

http://id.ipanelonline.com/member/index/http://id.ipanelonline.com/member/index/


Survey Online membuat saran dan pendapat yang dapat dianggap penting!

Pengaruh pada perhimpunan dan masyarakat.
(1) Membantu produsen dan perusahaan meningkatkan kualitas produk dan sikap layanan.
(2) Pendapat pribadi dan perusahaan, dapat membantu perusahaan atau pelayanan organisasi untuk mengetahui tentang persyaratan konsumen terhadap suatu produk atau jasa tertentu yang membuat mereka mereka mempertimbangkan pendapat mereka dalam produk, pengembangan desain dan perbaikan untuk memaksimalkan kepuasan mereka.
(3) ketelitian dalam menjawab survey dapat mempengaruhi hasil pengambilan keputusan dalam kualitas produk dan layanan yang digunakan oleh konsumen. (4) setiap survey adalah untuk anda, keluarga anda dan teman-teman agar membuat hidup lebih baik.

Baca sebelum memasuki survey :
(1) Berdasarkan persyaratan survey, partisipan dipilih secara acak.
(2) Masing-masing survey memiliki poin yang menguntungkan tergantung pada waktu menjawab dan apakah penjawab memenuhi syarat / ber-qualified.
(3) Menjawab terlalu lama atau memilih sembarangan tidak akan dihargai.
(4) Masing-masing hasil survey akan dalam catatan kredibilitas anda yang mana jika lebih tinggi maka anda akan memiliki lebih banyak kesempatan yang berbeda.

Tindakan-tindakan berikut dalam menjawab dapat mengurangi poin atau pembatalan akun anda :
(1) Menjawab terlalu lambat atau terlalu lama.
(2) memilih sembarangan tanpa sepatutnya membaca pertanyaan.
(3) Menjawab pertanyaan terbuka atau mem-publish pendapat tanpa mencocokkan persyaratan dari pertanyaan.

Apa keuntungan menjadi member aktif?

(1) lebih tanggap keputusan berdasarkan kami kirim undangan survey ke anda.
(2) Keberuntungan bulanan sedikitnya satu login partisipan setiap bulannya.
(3) Setiap hadiah member dengan keberuntungan adalah berdasarkan keaktifan. Keaktifan tinggi akan membawa anda kesempatan.
(4) Keaktifan tinggi member mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dengan semua jenis aktifitas bebas kami.
Lebih partisipasi, keaktifan tinggi

Minggu, 13 Juni 2010

impianku tentang musium

         Aku memikirkan bagaimana cara membangun sebuah musium bagi berbagai benda pusaka  dan yang lainnya yang harus diselamatkan.  Aku memikirkan tentang bagaimana cara menyimpan berbagai arsip peninggalan dan tulisan tulisan berharga dari sisa-sisa peninggalan yang bisa membantu generasi mendatang untuk mengenali darah yang mengalir ditubuhnya, mengenali sejarah tanah kelahirannya , mengenali tanah leluhurnya.   Bisakah sebuah musium dibangun dengan swadaya masyarakat yang pernah hidup didalamnya, uluran tangan yang peduli dengan sejarahnya untuk membangun ruang yang dapat dikunjungi generasi yang akan datang yang ingin tahu sejarah leluhurnya. 
      Impian ini bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan, meniru jejak simpati pada Prita untuk membangun sebuah musium sebagai ruang  etalase dizaman dahulu, mengumpulkan koin demi koin untuk mewariskan sejarah pada anak cucu di masa mendatang merupakan satu ide yang terbersit di benak saya.  Apa yang harus dilakukan terlebih dahulu ? Saya ingin membentuk sebuah Tim yang bisa menangani hal ini, menangani kendala untuk mewujudkan berdirinya sebuah musium. Saya ingin ada tim independen yang bertanggung jawab atas mengalirnya bantuan koin kedalam rekening pembukaan musium, ada seseorang yang bertugas mengaudit jumlah rupiah yang digunakan untuk terwujudnya musium, dan rekening ini menjadi akses publik yang bisa dipantau setiap saat.
      Ini sebuah impian yang ingin saya wujudkan untuk almarhumah ibu saya. Ibu saya bukan seorang ahli sejarah, tapi beliau peduli dengan sejarah tanah kelahirannya dan tahu apa yang harus .  diwariskan bagi tiap generasiIbu saya banyak meninggalkan banyak tulisan yang belum sempat dibukukan. Keinginannya untuk membangun sebuah musium, membangun sebuah rumah adat, melestarikan berbagai budaya yang diwariskan dari leluhur menjadi sebagian impian yang tidak sempat diwujudkan ketika beliau masih hidup.
      Saran dan ide dari anda ,membantu saya untuk memilah dan memilih tentang apa yang sebaiknya dilakukan.  Jika anda mengenal tentang sulawesi bagian tengah, tentang, Donggala, Banawa atau apapun peristiwa yang pernah terpatri dalam perjalanan hidup yang telah anda lalui maukah anda bergandeng tangan membantu saya mewujudkan sebuah impian kecil untuk membangun sebuah musium yang nantinya akan menjadi referensi sejarah bagi anak cucu kita yang kurang mengenal negrinya sendiri. 
      "Sebuah Impian Yang Sangat Ingin Saya Wujudkan..... kapanpun realisasinya saya akan mencoba dengan cara apa pun "

Rabu, 19 Mei 2010

catatan perjalanan week end to Sabang

waktu untuk membagi catatan perjalanan ke Sabang baru bisa terealisasi karena kesibukan ngajar, kesibukan membagi ilmu gratis sama adik adik mahasiswa yang ingin  belajar membuat handycraft dari limbah, serta kerjaan sampingan saya menerima order desain dan pembuatan accessories (gelang, kalung, anting dan bros).
Perjalanan ke Sabang cukup menyenangkan,  jalan kearah pantai barat sudah lumayan bagus dan licin di banding tahun lalu ketika saya pulang mengawas ujian nasional SMA di daerah Tinombo. Saat itu kami memang memilih jalan pintas lewat pantai barat karena adanya perbaikan jalan wilayah pantai timur yang membatasi kami untuk pulang cepat karena diberlakukannya buka dan tutup jalan pada jam jam tertentu.
Perjalanan saya kali ini sebenarya untuk menemani orang tua yang ingin melihat daerah kelahirannya, dan bertemu beberapa orang yang ingin dikunjungi.  Dalam perjalanan banyak informasi dan ceritra yang terkait dengan daerah yang kami kunjungi. Salah satunya adalah rumah Konsesi Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda. Rumah ini cukup besar dan bertingkat 2 untuk ukuran zaman dahulu. Terbuat dari papan, dan belum mengalami rehab, sehingga bayangan ketuaan zaman dan ceritra tempo dulu mungkin bisa terlihat dengan memandangi rumah konsesi ini. Selain rumah konsesi kami juga menelusuri pantai yang dahulu pernah di terjang Tsunami.  Kejadian tersebut konon terjadi sebelum Pemilu Pertama di Indonesia .  Saya masih bisa  melihat sisa sisa peninggalan amukan badai Tsunami yang terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Sayangnya dulu belum ada televisi yang bisa mencerminkan kejadian yang terjadi akibat Tsunami.  Yang pasti sebahagian daratan bergesar menjadi lautan, tanda yang dapat dilihat adanya sisa sisa pohon besar yang ada di tengah lautan yang tadinya menupakan daratan.   banyak sisa sisa pohon kelapa dengan  batang dan akar yang tinggal seperdelapan dari tinggi pohon yang sesungguhnya. Oh iya, di daerah saya kelapa tumbuhnya menjulang tinggi ke angkasa dan di kenal dengan kelapa dalam.
Selain menyusuri pantai yang meninggalkan sisa cerita tsunami, kami juga menyempatkan waktu sekilas menepi di danau. Yang aneh sebenarnya danau ini di kenal dengan sebutan Telaga. Oleh penduduk asli  disebut dengan Talaga. Danau ini cukup besar jika disebutkan dengan nama Telaga. Tapi entahlah alasan memberi nama Telaga mungkin ada kisahnya. Yang unik lagi bahasa daerah disini kedengarannya dari segi ucapan mirip mirip dengan bahasa Inggris. Pakaian adatnya pun mungkin agak mirip dengan betawi. Entahlah sedikit  kesamaan itu datang dari mana, yang pasti budaya yang ada di daerah ini sebenarnya  bisa jadi obyek wisata yang patut di lihat. Kuliner juga mengasyikkan. hidangan wisata laut, wisata danau tersedia melimpah di sini. Dulu ketika masih SMP banyak anak anak sekolah PGAN Palu yang asalnya dari pantai barat tinggal di rumah, karena letak sekolah mereka berada di belakang rumah saya. Dari siswa siswa asal Sabang ini pula saya mengenal salah satu jenis kuliner daerah ini yang dibuat dari sagu. Namanya   'Ampiliut '.

Kamis, 08 April 2010

weekend to sabang

Esok Sabtu 10 April 2010, rencananya saya akan menemani ayah saya mengunjungi tempat kelahirannya. Sabang, adalah desa kecil yang terdapat di Sulawesi Tengah khususnya daerah Pantai Barat. Menurut catatan demografi berdasarkan sensus tahun 1961 kecamatan Banawa atau Banawa Selatan ( Loli Watusampu samapi Surumana) pada zaman kerajaan penduduk berjumlah 35256, kepadatan rata-rata 78, luas wilaya 450/km tdd 80%suku Kaili Unde, 10% suku Kaili Doi dan lainnya suku Bugis dan suku pendatang. Kecamatan Sindue atau Banawa Tengah (Pantoloan sampai Sindue)pada zaman kerajaan penduduknya berjumlah 21.747 jiwa, kepadatan 42, luas wilayah 518 /km tdd atas suku Kaili Rai 70%, Kaili Unde 10%, lainnya suku Bugis dan pendatang. Kecamatan Balaesang atau Banawa Utara (Balaesang sampai Damsol yang meliputi Pulau Pasoso, Pulau Tingoan, Pangalasiang dan Mapute sampai perbatasan Toli-toli) pada zaman kerajaan penduduknya 20.715, kepadatan 21, luas wilayah 970/km tdd 25 % suku kaili Rai, 50 % suku diang, lainnya suku Bugis dan pendatang. Kecamatan Damsol atau Banawa Selatan zaman kerajaan penduduknya 34.337, kepadatan 9, luas wilayah 3.962 tdd suku dampelas 75%, selebihnya suku Bugis, Pendatang dan Transmigrasi. Sabang yang akan kami kunjungi besok adalah bagian dari Damsol (Dampelas Sojol).

Rabu, 07 April 2010

Usia 71 tahun

Kemarin tanggal 7 april ayah saya genap berusia 71. Rabu, kami sekeluarga berkumpul mensyukuri nikmat kesehatan yang masih diberikan pada ayah. Diusia yang senja saya berusaha menggali kenangan dan memori beliau tentang segala hal yg masih bisa terekam di ingatan beliau seputar kejadian masa lau yang selalu mengusik benak saya untuk dibuka dan menjadi catatan kecil bagi saya untuk dituliskan kembali.
3 hari sebelumnya saya meminjam beberapa arsip dari tulisan almarhumah ibu saya untuk dicopi ,dibundel dan diedit kembali. Naskah naskah itu isinya sudah pasti tentang sejarah. Dua buah naskah yang isinya menarik untuk dibaca dan diketahui oleh masyarakat sulawei tengah khususnya Donggala. Naskah pertama adalah tentang 'Pelabuhan Donggala' dan yang ke dua adalah naskah tentang 'susunan raja raja yang memerintah di Kerajaan Banawa'. Almarhum ibu saya sesungguhnya bukan ahli sejarah, tapi beliau sangat tertarik dan bersemangat jika berdiskusi tentang masalah sejarah. Ilmu tentang sejarah banyak diperoleh lewat buku buku, tulisan , seminar, dan hubungan pertemanan almarhum dengan orang orang yang concern tentang sejarah. Seingat saya almarhum pernah berdiskusi dengan Prof.DR.Budi Santoso, Prof.Dr. Mattulada, dll.